Langsung ke konten utama

Kejahatan Siber Semakin Banyak? Beginilah Kiat Menjadi Nasabah Bijak yang Aman dan Nyaman

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak sekali informasi atau berita di sekeliling kita yang meresahkan. Baik dari segi ekonomi maupun kesehatan, sebagai masyarakat yang berada di lingkungan yang berbeda, entah dari sudut pandang ekonomi, pendidikan, serta tingkat kesejahteraan hidup.  Ada banyak masyarakat yang terjebak dalam kasus kejahatan siber, atau lebih mudahnya kejahatan dengan melibatkan komputer dan jaringan. 

Kemajuan teknologi informasi tentu memudahkan kehidupan dalam bermasyarakat. Kita menjadi mudah untuk mengakses segala hal yang ingin kita akses, baik itu tentang berita terkini, informasi kesehatan atau kecantikan, resep masakan, maupun pembuatan rekening bank secara online bisa kita lakukan di mana saja dan kapan saja. Namun, disisi lain pelaku kejahatan melalui internet juga berkembang. Yang marak terjadi ialah dengan cara memanipulasi korbannya untuk membocorkan data pribadi baik itu no.KTP atau no.ATM maupun kode OTP (One Time Password).

Survei yang dilakukan oleh APJII ( Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang berjudul "Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2017" mengatakan bahwa masyarakat Indonesia yang menggunakan internet sejumlah 54,7% atau sama dengan 143,26 juta jiwa dari keseluruhan populasi masyarakat di Indonesia.

Jumlah ini baru pengguna internet di Indonesia saja. Bagaimana dengan pengguna internet di seluruh pelosok dunia? Hal ini tentu menimbulkan banyak pihak yang ingin melakukan kejahatan di dunia maya atau kejahatan siber. Kejahatan siber merupakan kejahatan yang melawan hukum yang mana dilakukan dengan menggunakan komputer sebagai alat, entah untuk memperoleh keuntungan atau dengan merugikan pihak lain. Terkadang pelaku juga hanya iseng melakukan kejahatan untuk menguji kemampuannya, namun hal ini juga dapat merugikan pada pihak-pihak yang bekerja melalui internet pula.

Hal ini juga didasari oleh maraknya masyarakat yang tergiur oleh tawaran para penipu yang memanfaatkan masyarakat demi keuntungan pribadi. Contohnya, ada seseorang yang menawarkan pembelian sebuah kamera atau barang elektronik dengan harga murah namun, setelah di tranfer tidak sadar pembeli dimanfaatkan untuk terus mengirimkan uangnya hingga habis 2,5 juta dan diancam akan melukai keluarga korban. Contoh lainnya, penipu mengirim email notifikasi kepada korban karena memenangkan hadiah dari suatu bank. Namun saat diklik link dikirimkan, membuat tabungan yang ada di rekening korban habis tidak bersisa. 

Selain itu di Indonesia juga semakin banyak peretasan data pribadi oleh para hacker, seperti video ini  (Marak Peretasan, Indonesia Incaran Hacker Dunia?) apakah benar Indonesia diincar oleh hacker dunia? Bisa jadi iya, bisa juga tidak. Lantas bagaimana kita dapat menjaga data pribadi kita saat berselancar serta bertransaksi di media sosial?

  1. Tidak sembarangan memberikan data informasi pribadi kepada seseorang yang tidak dikenal. Hal ini penting karena apabila kita tidak berhati-hati dan waspada, seseorang bisa saja menggunakan data kita untuk kepentingan diri mereka sendiri.
  2. Jika sedang bermain sosial media, tidak menyebarkan informasi pribadi secara terbuka. Maksudnya, tidak perlu membagikan foto KTP, surat berharga, atau surat-surat penting yang lain.
  3. Tidak mendownload aplikasi yang berbahaya, download aplikasi resmi atau sudah disetujui oleh instansi terkait.
  4. Banyak membaca informasi atau berita terbaru perihal kasus kejahatan melalui internet.
  5. Jika tidak mengetahui perihal sesuatu yang asing, lebih baik meminta bantuan kepada seseorang yang lebih mengetahui perihal masalah tersebut.
Kejahatan di dunia maya bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, tidak memandang orang itu memiliki cukup uang ataupun tidak. Pelaku kejahatan selalu mementingkan kepentingan mereka sendiri. Selain 5 hal yang disebutkan di atas, ada beberapa informasi lain terkait penyerangan kejahatan siber.

Dikutip dari (https://ditsmp.kemdikbud.go.id)

"Wah, menyeramkan banget itu! enggak usah pakai internet kalau gitu!"

Siapa yang berpikiran seperti itu? Kita juga tidak bisa menghindar dari kemajuan zaman ini ya kawan!
Kita bisa kok menghindari kerugian finansial karena kejahatan siber. Kita bisa berkumpul dan berjejaring lalu semangat untuk lebih peduli terhadap apa yang kita harus pelajari baru-baru ini. Salah satunya tentang literasi keuangan. Dengan adanya gerakan #NasabahBijak yang yang bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia bertujuan untuk membangun komunitas masyarakat Indonesia yang lebih peduli dengan literasi keuangan, yang diharapkan mampu untuk memberi ilmu pengetahuan terkait pengelolaan uang, pelunasan hutang, informasi terkait suku bunga, informasi tentang pentingnya asuransi, tabungan pensiun, pajak, maupun produk keuangan seperti kredit dan pinjaman. Tak lupa, edukasi mengenai kejahatan siber pada sektor perbankan.

Dengan memiliki edukasi yang kuat dan beragam kita mampu untuk bertransaksi secara online dengan aman dan nyaman. Tidak merugikan siapapun karena sudah sesuai dengan kebutuhan yang kita perlukan, juga mendapatkan banyak manfaat dan keuntungan tentunya. Menjadi nasabah bijak memang harus kita lakukan sejak detik ini, hari ini.

Mau sampai kapan menjadi masyarakat terbelakang? Yuk lebih peduli dengan diri sendiri dan jadi Nasabah Bijak yang Aman dan Nyaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aku Takut Bila Nanti di Pertanyakan

Perkuliahan semester 5 sudah dimulai, ya aku seorang perempuan yang sedang menempuh perkuliahan S1. Semester kemarin, aku berucap pada teman-teman dekatku "Aku pokoknya harus jadi ketua kelas semua mata kuliah" Tidak disangka dan diduga, that's come true! Walau tidak seluruh kelas aku mengemban tugas itu namun bagiku ini sebuah tantangan yang cukup sulit. Aku takut billa nanti apa yang aku lakukan dipertanyakan tentang tanggung jawabku mengatur kelas. Rasanya sedih, kecewa, ingin marah, kesal. Well, aku seorang yang moody sebenarnya dan itu sudah tidak diragukan lagi, sudah banyak hal yang tahu tentang hal ini. Aku  tidak tahu bagaimana aku membagi waktuku dengan baik karena sebelumnya aku hanya berdiri di zona nyamanku. Menyedihkan? sangat.  Aku terkadang bertanya pada diriku, aku memiliki mimpi yang besar. Tapi mengapa aku masih saja mengikuti kemauan ku untuk tetap rebahan. Bukankah,orang yang sukses tidak hanya sekedar bermain ponsel dan scroll Instagram saja. Bukanka

Apa yang akan Kau Lakukan, Jika Covid-19 ini Berakhir?

Assalamu'alaikum 😊 Bagaimana kabarnya? Selamat berpuasa bagi yang menjalankan, Jaga kesehatan juga ya! Masih betah di rumah? Atau kamu mulai bosan? Sama aku juga, tapi menurutku mengeluh itu hal yang wajar. Kita manusia, sama rata sama rasa. Sama-sama merasakan bahagia ketika ia senang, merasakan tangis ketika ia bersedih. Kita itu sama. Lantas apa yang membuat manusia itu berbeda? Lalu apa yang akan kamu kakukan jika pandemi covid-19 ini berakhir? Pertanyaan-pertanyaan itu sering kali kita dengar di luar sana. Kata mereka yang tidak percaya diri, selalu bilang " Dia  itu beda! Dia pintar, cantik, putih, shalehah, sedangkan aku? Seujung kukunya pun ga ada. Pokoknya dia itu beda! Keren banget huhuhu :( ! Kapan ya aku bisa seperti dia?" Lalu sebagian yang lain berkata, " Enak ya jadi orang kaya, apa dikit bisa beli, mau itu, mau ini, beli itu, beli ini. Sedangkan aku? Buat makan sehari-hari aja belum tentu bisa, paling juga cuma dua kali sehari. Itupun cuma lauk tahu